Mahfud MD Bagikan Cerita Profesor Kedokteran Tolak Ventilator demi Selamatkan Juniornya
JAKARTA - Menko Polhukam, Mahfud MD mencuit tentang kisah mengharukan perjuangan melawan Covid-19. Tulisan singkat di Twitter itu menyiratkan bahwa kesulitan dalam mendapatkan perawatan saat ini dirasakan berbagai kalangan.
âMengharukan. Ada seorang kaya raya di Jatim meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan. Ada juga Profesor kedokteran senior menyerahkan kesempatan kepada juniornya untuk menggunakan satu-satunya oksigen yang tersisa ketika keduanya sama-sama terserang Covid. Sang profesor kemudian wafat,â tulis Mahfud di akun @mohmahfudmd, Senin (26/7/2021) pagi.
âSebelum wafat Profesor itu bilang kepada yuniornya, âkamu muda, masih punya kesempatan lama untuk mengabdi. Pakailah oksigen ituâ. Itu cerita haru,â lanjut Mahfud.
Hanya saja, tak semua berita terkait Covid-19 adalah hal yang mengharukan. Banyak juga cerita pasien Covid-19 bisa tertangani dengan baik.
âTapi banyak cerita bagus di mana orang yang terinfeksi Covid-19 dan sempat ditangani dan menjalani perawatan dengan tenang dan ikut prokes bisa sembuh,â tulisnya.
Baca juga: Mahfud MD: Kritik Penanganan Covid-19 Boleh tapi Apapun Harus Dimusyawarahkan
Cerita tentang profesor kedokteran yang dibagikan Mahfud adalah tentang Prof. dr. Taufik, SpP (K). Cerita mengharukan perjuangannya diceritakan oleh Mardisyaf Ramli di akun medsosnya. Berikut kisahnya:
UJIAN AKHIR SEORANG PROFESOR
Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi. Di tangan merekalah lahir para Doktor. Sedangkan untuk mencapai Doktor saja perlu promotor seorang Profesor dan 2 orang co promotor.
Ternyata, seorang Profesor pun, sampai detik akhir kehidupannya masih harus menjalani ujian. Siapa lagi yang berhak untuk menguji seorang Profesor ?. Apakah teman teman sesama Profesor, Rektor atau Dekan ?. Ternyata bukan.
Beliau diuji oleh yang menciptakannya, yaitu Allah SWT.
Bagaimana cara Allah mengujinya?
Kisah nyata ini terjadi di salah satu RS khusus penanganan Covid.
Seorang Profesor ahli Paru, qadarullah diserang Covid.
Oleh anaknya yang juga ahli Paru, dibawa berobat dan perlu segera dirawat di Rumah sakit tersebut. Beberapa hari perawatan, ternyata sang profesor mengalami sesak napas dan memerlukan ICU untuk pemasangan ventilator.
Anda tahu, titik akhir penyelamatan nyawa pasien, sebagai usaha maksimal yang bisa dilakukan dokter adalah pemasangan ventilator.
Sebelumnya
0 Response to "Mahfud MD Bagikan Cerita Profesor Kedokteran Tolak Ventilator demi Selamatkan Juniornya"
Post a Comment