Facebook dan Instagram Perketat Pantau Iklan Algoritma

Jakarta, CNN Indonesia --

Facebook dan Instagram yang bernaung di bawah bendera Meta berencana menghapus izin iklan terkait beberapa kategori yang dinilai sensitif.

Konten tersebut di antaranya ras, afiliasi politik, agama, orientasi seksual, dan banyak kategori lainnya.

Meta akan mencabut izin para pengiklan membidik pengguna dengan algoritma untuk kategori-kategori terlarang tersebut. Perusahaan menyebut tengah memperbarui sistem untuk membatasi penargetan iklan yang disalahgunakan.


Fitur ini telah hadir sebelumnya, bertujuan melindungi pengguna dari spam atau pesan yang tidak diharapkan, yang berkaitan dengan hal-hal sensitif yang mungkin menyinggung.

Dilansir dari The New York Times, wakil presiden pemasaran produk Meta, Graham Mudd menyebut penargetan iklan melalui algoritma telah lama mendatangkan kekhawatiran dari banyak pihak.

"Kami telah mendengar kekhawatiran dari para ahli bahwa opsi penargetan seperti ini dapat digunakan dengan cara yang mengarah pada pengalaman negatif bagi orang-orang dalam kelompok yang kurang terwakili," kata Graham Mudd.

Meta meraup keuntungan dari penargetan iklan sebesar US$86 miliar atau Rp1.226 trilun per tahunnya. Facebook dan Instagram disebut sebagai tempat nyaman bagi pengiklan untuk mempromosikan produk sesuai target.

Namun, nyatanya hingga kini masih anyak ditemui iklan-iklan yang sensitif dan memicu laporan dari pengguna. Penghapusan kategori penargetan iklan terus dilakukan Meta (dahulu Facebook Inc.) sejak 2018.

Terajngkaunya mengiklan di produk-produk Meta membuat keluhan terus terulang. Beberapa pihak menyebut itu terjadi karena Facebook dan platform Meta lainnya ogah kehilangan keuntungan.

(tim)

[Gambas:Video CNN]

0 Response to "Facebook dan Instagram Perketat Pantau Iklan Algoritma"

Post a Comment